MENELADANI PERJUANGAN NABI IBRAHIM AS

Nabi Ibrahim AS, seorang nabi bergelar Khalīlullāh (kekasih Allah), adalah sosok teladan dalam keimanan, keberanian, dan keteguhan prinsip. Sejak kecil, ia telah menunjukkan keberpihakan kepada tauhid yang murni, bahkan ketika harus berhadapan dengan ayahnya sendiri dan penguasa zalim pada masanya. Keteguhannya dalam memegang keyakinan yang benar menjadikan Allah memuliakannya dengan keturunan yang menjadi para nabi dan rasul, termasuk Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Musa, Isa, dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Keteguhan Iman Nabi Ibrahim AS

Sejak usia dini, Nabi Ibrahim AS menolak penyembahan berhala. Ia berpikir kritis terhadap tradisi masyarakatnya, dan menyatakan kebenaran meski menghadapi penolakan keras.

Firman Allah Ta’ala:

إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا هَٰذِهِ ٱلتَّمَاثِيلُ ٱلَّتِىٓ أَنتُمْ لَهَا عَـٰكِفُونَ

“(Ingatlah) ketika ia berkata kepada ayahnya dan kaumnya, ‘Patung-patung apakah ini yang kalian tekun menyembahnya?'”
(QS. Al-Anbiya: 52)

Dan ketika ia membuktikan penolakannya kepada berhala dengan menghancurkannya, Allah memujinya:

قَدۡ كَانَتۡ لَكُمۡ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ فِيٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥۤ

“Sungguh telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya.”
(QS. Al-Mumtahanah: 4)

Ujian yang Datang Silih Berganti

Nabi Ibrahim diuji dengan api, dengan pengusiran, dengan perintah menyembelih putranya, dan ia tetap teguh dalam menjalankan perintah Allah.

Sabda Nabi Muhammad SAW:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: خَلِيلُ اللَّهِ إِبْرَاهِيمُ، لَمْ يَكْذِبْ قَطُّ إِلَّا ثَلَاثَ كَذَبَاتٍ، كُلُّهُنَّ فِي اللَّهِ

“Dari Ibnu ‘Abbas: Khalilullah Ibrahim tidak pernah berdusta kecuali tiga kali, dan semuanya demi (menjaga agama) Allah.”
(HR. Bukhari, no. 3358)

Dan Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُكْسَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِبْرَاهِيمُ

“Sesungguhnya manusia pertama yang diberi pakaian pada hari kiamat adalah Ibrahim.”
(HR. Bukhari no. 3349)

Buah dari Keteguhan: Keturunan Mulia

Allah memberikan keturunan mulia dari Ibrahim. Keturunannya menjadi pembawa risalah. Ia adalah bapak para nabi.

Perjuangan Nabi Ibrahim dalam pandangan para Ulama

Umar bin Khattab RA berkata:

تَعَلَّمُوا الإِيمَانَ قَبْلَ أَنْ تُعَلَّمُوا الْقُرْآنَ، وَتَعَلَّمُوا الْقُرْآنَ فَيَزِيدَ إِيمَانَكُمْ
“Pelajarilah iman sebelum kalian mempelajari Al-Qur’an, dan pelajarilah Al-Qur’an agar bertambah iman kalian.”
(Mushannaf Ibn Abi Syaibah)

Ibnu Mas’ud RA berkata:

إِنَّ اللَّهَ نَظَرَ فِي قُلُوبِ الْعِبَادِ، فَوَجَدَ قَلْبَ إِبْرَاهِيمَ خَيْرَ قُلُوبِ الْعِبَادِ، فَاتَّخَذَهُ خَلِيلًا

“Sesungguhnya Allah memandang ke hati para hamba, dan Ia dapati hati Ibrahim adalah yang terbaik di antara mereka, maka Ia pun menjadikannya Khalil (kekasih).”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim)

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:

إِبْرَاهِيمُ كَانَ أُمَّةً وَحْدَهُ، فَقَدْ قَامَ بِالدِّينِ وَحَارَبَ الشِّرْكِ وَالصُّنْمِيَّةَ وَصَبَرَ عَلَى الْأَذَى حَتَّى نَصَرَهُ اللَّهُ

“Ibrahim adalah satu umat sendiri. Ia menegakkan agama, memerangi syirik dan penyembahan berhala, serta bersabar atas gangguan, hingga Allah menolongnya.”
(Majmū‘ al-Fatāwā, 18/299)

Penutup

Meneladani Nabi Ibrahim bukan hanya tentang mengagumi kisahnya, tapi menapaki jejak perjuangan imannya: berani menyatakan kebenaran, sabar dalam ujian, dan konsisten dalam tauhid. Di zaman penuh fitnah dan ketergelinciran ini, meneladani perjuangan beliau adalah jalan menuju kemuliaan dunia dan akhirat.

Leave a Reply