Amalan Anak Sholeh Sampai Kepada Orang Tua

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Nabi ﷺ tidak menyatakan bapak mendapatkan pahala amal seperti seluruh anaknya, dan kami tidak mengetahui ada dalil yang menyatakan demikian. Beliau hanya menyatakan bahwa yang diajarkan bapak kepada anak akan menjadi bagian dari amal yang tidak terputus (amal jariyah)”.

Orang tua tidak mendapatkan pahala seperti pahala anaknya hanya karena si anak melakukan amal kebaikan. Seandainya ‘melahirkan’ sudah cukup untuk menjadi sebab mendapat pahala seperti amal kebaikan anak, harusnya -agar adil- hal ini juga menjadi sebab orang tua mendapat dosa seperti dosa amal keburukan anak.

Orang tua turut mendapatkan pahala hanya jika dia yang memfasilitasi, mengajarkan, membiayai pembelajarannya, dan hal-hal lain yang menjadikannya termasuk sabda Rasulullah ﷺ:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ
“Barangsiapa menyeru pada petunjuk (kebaikan), maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya” (HSR Muslim).

Jika anak melakukan kebaikan yang orang tua punya andil di dalamnya ini, orang tua mendapatkan pahala jariyah meskipun si anak tidak meniatkan sebagai jariyah orang tua.

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

Allah berfirman:
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (Surat an Najm: 39).

Al Hafizh Ibnu Katsir mengatakan:
“Imam Syafii rahimahullah dan pengikutnya menyimpulkan dari ayat ini bahwasanya hadiah pahala bacaan Quran tidak sampai kepada orang-orang yang telah meninggal, karena ia tidak termasuk amal dan usaha mereka.

Oleh karena (hadiah pahala bacaan tidak sampai ke mayit) itu, Rasulullah ﷺ tidak menganjurkan, memotivasi, maupun mengarahkan umat beliau untuk melakukannya; dengan kalimat tegas maupun isyarat. Hal ini juga tidak dinukil dari para sahabat radhiyallahu ‘anhum.

Jika hal ini baik, tentulah mereka mendahului kita melakukannya. Bab ibadah terbatas pada nas (ayat dan hadits), tidak ditentukan dengan berbagai jenis kias dan nalar.

Adapun doa dan (hadiah pahala) sedekah, keduanya disepakati ulama sampai (ke mayit) dan disebutkan dalam nas syariat”.

Dalil khusus tentang sampainya doa dan hadiah pahala sedekah ke orang tua adalah sabda Rasulullah ﷺ:
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ، وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ…
“Sesungguhnya di antara hal yang sampai ke mukmin di antara amal dan kebaikannya setelah kematiannya adalah ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan, anak shalih yang dia tinggalkan,…” (HHR Ibnu Majah), dalam hadits lain ada tambahan ‘yang mendoakannya’:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika manusia meninggal maka amalnya terputus darinya kecuali yang dari tiga hal: Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya” (HSR Muslim).

Dalam hadits lain disebutkan oleh Aisyah bahwasanya ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah ﷺ: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku meninggal tiba-tiba dan belum berwasiat. Aku menduga andai dia bisa bicara dia akan bersedekah. Apakah dia mendapat pahala jika aku bersedekah atas namanya?”. Beliau menjawab: “Iya” (HSR Muslim).

•┈┈┈┈•✿❁✿••✿❁✿•┈┈┈┈•

📚 Referensi:
– Jâmi’ al Masâil karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah VI/266
– Tafsîr al Qur`ân al ‘Azhîm karya al Hafizh Ibnu Katsir VII/76

Leave a Reply